This study examined the interaction of 2 diets (high protein, reduced carbohydrates vs. low protein, high carbohydrates) with
exercise on body composition and blood lipids in women (n = 48, ∼46 y old, BMI = 33 kg/m2)
during weight loss. The study was a 4-mo weight loss trial using a 2 × 2
block design (Diet × Exercise). Diets were equal
in total energy (7.1 MJ/d) and lipids (∼30% energy
intake) but differed in protein content and the ratio of
carbohydrate:protein
at 1.6 g/(kg · d) and <1.5 (PRO group) vs. 0.8
g/(kg · d) and >3.5 (CHO group), respectively. Exercise comparisons
were lifestyle
activity (control) vs. a supervised exercise
program (EX: 5 d/wk walking and 2 d/wk resistance training). Subjects in
the
PRO and PRO + EX groups lost more total weight and
fat mass and tended to lose less lean mass (P = 0.10) than the
CHO and CHO + EX groups. Exercise increased loss of body fat and
preserved lean mass. The combined effects
of diet and exercise were additive for improving
body composition. Serum lipid profiles improved in all groups, but
changes
varied among diet treatments. Subjects in the CHO
groups had larger reductions in total cholesterol and LDL cholesterol,
whereas
subjects in the PRO groups had greater reductions
in triacylglycerol and maintained higher concentrations of HDL
cholesterol.
This study demonstrated that a diet with higher
protein and reduced carbohydrates combined with exercise additively
improved
body composition during weight loss, whereas the
effects on blood lipids differed between diet treatments.
Jumat, 27 Desember 2013
POLA PENGASUHAN GIZI DAN STATUS GIZI LANJUT USIA
Untuk lansia dengan status gizi baik, pola pengasuhan gizi yang baik mulai dari tahap perencanaan, dimana lansia sendiri yang kadang-kadang menentukan menu makanan yang
disediakan, lansia lebih memilih makan bersama dengan anggota keluarga yang lain di meja makan karena menyukai suasana kebersamaan dan kenyamanan, makanan yang sesuai dengan giziseimbang dan bervariasi baik dari segi pengolahan maupun jenis bahan makanan, dan tekstur makanan yang lebih lunak sehingga lansia mampu mengunyah dan mencerna makanan tersebut.
Sebaiknya lansia tidak hanya mendapatkan perhatian maupun dukungan dari keluarga saja, tapi dari masyarakat dan pemerintah juga. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mendapatkan dukungan tersebut, antara lain dapat dibentuk wadah tempat lansia bersosialisasi bersama per groupnya.
Untuk melihat naskah aslinya..............................
download disini
Selasa, 03 Desember 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Kalimat
Efektif” ini sebatas pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Buk Upit
Yulianti DN, M.Pd selaku Dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Padang,
Oktober 2013
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...................................................................................................... 3
B. Rumusan
Masalah................................................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................................... 4
D. Manfaat................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kalimat Efektif................................................................................... 5
B. Ciri-ciri
Kalimat Efektif........................................................................................ 7
C. Penyusunan
Kalimat Efektif............................................................................... 11
D. Contoh
Kalimat Efektif dan Tidak Efektif........................................................ 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 19
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bahasa
adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan
itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan,
diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat
efektif.
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat
dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya,
ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan
atau yang dituliskan.
Supaya
kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya,
unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya,
unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam
karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin
kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele.
Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita
sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah
penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa
pengertian dari kalimat efektif ?
2. Apa
ciri-ciri dari kalimat efektif ?
3. Bagaimana
penyusunan kalimat efektif ?
4. Sebutkan
contoh kalimat efektif dan tidak efektif !
C.
Tujuan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui pengertian dari kalimat efektif.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri dari kalimat efektif.
3. Untuk
mengetahui cara penyusunan kalimat efektif.
4. Untuk
mengetahui contoh-contoh kalimat efektif dan tidak efektif.
D.
Manfaat
Adapun
manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pembaca
dapat mengetahui dan memahami pengertian dari kalimat efektif.
2. Pembaca
dapat mengetahui dan memahami cirri-ciri dari kalimat efektif.
3. Pembaca
dapat mengetahui dan memahami cara penyusunan kalimat efektif.
4. Pembaca
dapat mengetahui dan memahami contoh-contoh dari kalimat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat
Kalimat
adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; Dari
segi liuistik kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas
klausa (KBBI, 2002 : 494).
Kalimat Efektif
Andayani menjelaskan pengertian
kalimat efektif sebagai berikut :
a. Adalah
kalimat yang benar dan jelas dan dengan mudah dipahami orang lain
b. Disusun
secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap
pembacanya
c. Pembaca
memahami apa yang disampaikan
d. Kalimat
yang tepat mewakili gagasan atau perasaan penyampai pesan dan sanggup
memberikan gambaran yang sama tepatnya pada pembaca atau pendengar.
e. Kalimat
yang disusun dengan sadar dan sengaja untuk mencapai daya informasi yang tepat
dan baik.
f. Jenis
kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang
dimaksudkan di sini adalah kejelasan informasi”.
g. “Kalimat
efektif tidak menggunakan kata-kata mubazir, tetapi juga tidak kekurangan kata.
h. Kalimat
efektif menggunakan pengertian yang logis sejalan dengan nalar yang
tepat” Sedangkan E. Kosasih menyatakan kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi syarat-syarat : (1) Secara tepat mewakili gagasan pembicara atau
penulisnya; (2) Menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar
atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya.
Beberapa
definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:
1.Kalimat
efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami,
serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.Kalimat
efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3.Kalimat
efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.Kalimat
efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi
kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi,
kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan
mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Ciri-ciri
Kalimat Efektif
Berikut
adalah ciri-ciri kalimat efektif menurut pendapat beberapa ahli kebahasaan :
1. Menurut
Sabarti Akhadiah kalimat efektif harus memiliki :
A. kesepadanan
dan kesatuan
B. kesejajaran bentuk
C. Penekanan
D. kehematan dalam mempergunakan kata
E. kevariasian
dalam struktur
2.
Gorys Keraf menyatakan ciri-ciri
kalimat efektif sebagai berikut :
a. kesatuan
gagasan
b.
koherensi yang baik dan kompak
c.
Penekanan
d.
Variasi
e.
Paralelisme
f.
penalaran atau logika. Pada
dasarnya, penalaran (logika) dapat menjadi bagian dari paralelisme makna.
3.
Menurut Parera ciri-cirinya adalah
:
a. kesepadanan
dan kesatuan
b.
keparalelan atau paralisme
c.
Ketegasan
d.
Kehematan
e.
Kevariasian
4.
Martaya Menyatakan ciri-ciri kalimat efektif
lebih banyak dari pendapat yang lain, yaitu:
a. mengandung
kesatuan gagasan
b.
mewujudkan koherensi yang baik dan kompak
c.
memperhatikan paralelisme
d.
merupakan komunikasi yang berharkat
e.
diwarnai kehematan
f.
ejaan yang disempurnakan
g.
didukung variasi
h.
didasarkan pada pilihan kata yang
baik
B.
Ciri-ciri
kalimat efektif:
a.
Kesepadanan
Yang
dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduam pikiran yang baik.
Kesepadanan
kalimat itu memiliki beberapa cirri, seperti tercantum di bawah ini :
1. Kalimat
itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau
predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan
subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan
pemakaian kata depan di, dalam, bagi,
untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebaginya di depan
subjek.
Contoh
:
A. Bagi semua mahasiswa perguruan
tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
B. Semua mahasiswa perguruan tinggi
ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
2. Tidak
terdapat subjek ganda.
Contoh
:
A. Penyusunan laporan itu saya dibantu
oleh para dosen
B. Soal itu bagi saya kurang jelas
Kalimat-kalimat
itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
A. Dalam menyusun laporan itu, saya
dibantu oleh para dosen.
B. Soal itu bagi saya kurang jelas.
3. Kata
penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh
:
A. Kami dating agak terlambat.
Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
B. Kakaknya membeli sepeda motor
Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan
kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat
itu menjadi kaliamt majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat
menjadi ungkapan penghubung antar kalimat, sebagai berikut :
A. Kami datang agak terlambat sehingga
kami tdak dapat mengikuti acara pertama.
Atau
Kami dating agak terlambat. Oleh
karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
B. Kakaknya membeli sepeda motor
Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor
Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
4. Predikat
kalimat tidak didahului oleh kata yang
Contoh
:
A. Bahasa Indonesia yang berasal dari
bahasa Melayu
B. Sekolah kami yang terletak di depan
bioskop Ganting
Perbaikannya
adalah sebagai berikut :
A. Bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Melayu
B. Sekolah kami terletak di depan
bioskop Gunting
b.
Keparelan
Yang dimaksud dengan keparelan
adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau
bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus
menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.
Contoh
:
a. Harga
minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
b. Tahap
terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan,
pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran
karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda,
yakni dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki
dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga
minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat b tidak memiliki kesejajaran
karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian,dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau
diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai berikut :
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu
adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
c.
Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau
penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah
kalimat ad aide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam
kalimat.
1. Meletakkan
kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
:
Presiden mengharapkan agar rakyat
membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanan
ialah Presiden mengharapkan.
2. Membuat
urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus,
tetap berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya
Bukan seratus, seribu, atau sejuta,
tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar
3. Melakukan
pengulangan kata (repetisi)
Contoh
:
Saya suka akan kecantikan mereka,
saya suka akan kelembutan mereka.
4. Melakukan
pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh
:
Anak itu tidak malas dan curang,
tetapi rajin dan jujur.
5. Mempergunakan
partikel penekanan (penegasan)
Contoh
:
Saudaralah yang harus bertanggung
jawab.
d.
Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan
dalamkalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan
kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mempunyai
arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada
beberapa criteria yang perlu diperhatikan :
1. Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh
:
Karena
ia tidak diundang, ia tidak dating ke tempat itu. (salah)
Karena tidak diundang, dia tidak datang
ketempat itu (benar)
2. Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superodinat pada hipomini
kata.
Kata
merah sudah mencangkupi kata warna
Kata
pipit sudah mencakupi kata burung
Perhatikan
:
Ia
memakai baju warna merah
Di
mana engkau menangkap burung pipit itu
?
3. Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata
hanya bersinonim dengan kata saja.
Dia
hanya membawa badannya saja (salah)
Dia
hanya membawa badannya (benar)
4. Penghematan
dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
e.
Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah
bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan
kata. Perhatikan kalimat berikut:
Mahasiswa perguruan tinggi yang
terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat
tersebut memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguruan tinggi.
f.
Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah
kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.
C. PENYUSUNAN KALIMAT EFEKTIF
A. Penggunaan Kata yang
Mengalami Perubahan Makna
Penggunaan kata yang mengalami
perubahan makna dalam perkembangan penggunaannya,kata sering mengalami
perubahan makna. Perubahan tersebut sering terjadi karena pergeseran konotasi,rentang
masa penggunaan,jarak dan lain-lain. Namun yang jelas,perubahan-perubahan
tersebut ada bermacam-macam yaitu:menyempit,meluas,ameliorative,peyoratif,dan
asosiasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan dibawah ini :
Macam-macam perubahan makna:
a.
Menyempit/spesialisasi
Kata yang
tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata yang pada awalnya
penggunaannya bias dipakai untuk berbagai hal umum,tetapi penggunaannya saat
ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja.
Contoh:
Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas atau umum,sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni.Begitu pula kata sarjana(dulu orang yang pandai,berilmu tinggi,sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”).
b. Meluas/generalisasi
Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas atau umum,sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni.Begitu pula kata sarjana(dulu orang yang pandai,berilmu tinggi,sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”).
b. Meluas/generalisasi
Penggunaan
kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit.
Contoh:
Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah,tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas.
Penggunaan pengertian petani ikan,petani tambak,petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.
Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah,tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas.
Penggunaan pengertian petani ikan,petani tambak,petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.
c.
Amelioratif
Pada
awalnnya,kata ini memiliki makna kurang baik,kurang positif,dan tidak
menguntungkan.
Contoh:
Wanita,pramunikmat,dan warakawuri merupakan kata-kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
d. Peyoratif
Contoh:
Wanita,pramunikmat,dan warakawuri merupakan kata-kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
d. Peyoratif
Makna kata
sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal
pemakaiannya.
Contoh:
Kawin,gerombolan,oknum,dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.
e. Asosiasi
Kawin,gerombolan,oknum,dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.
e. Asosiasi
Yang
tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata-kata dengan makna-makna yang
muncul karena persamaan sifat.Sering kita mendengar kalimat “hati-hati dengan
tukang catut itu”. Tukang catut dalam kalimat diatas tergolong kata-kata dengan
makna asosiatif,begitu pula dengan kata kacamata dalam:menurut kacamata
saya,perbuatan anda tidak benar.
f. Sinestesia
Perubahan
makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera,misalnya dari
indera pengecap keindera penglihatan.
Contoh:
Gadis itu berwajah manis,kata manis mengandung makna enak,biasanya dirasakan oleh alat pegecap,berubah menjadi bagus,dirasakan oleh indera penglihatan.Demikian juga kata panas,kasar,sejuk,dan sebagainya.
Gadis itu berwajah manis,kata manis mengandung makna enak,biasanya dirasakan oleh alat pegecap,berubah menjadi bagus,dirasakan oleh indera penglihatan.Demikian juga kata panas,kasar,sejuk,dan sebagainya.
B. Penggunaan Kata Serapan dari
Bahasa Asing dan Daerah
Kata serapan adalah kata yang
berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian
ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan untuk memperkaya kosa kata.
Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya.
Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu.Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu–yang sering dianggap lebih mudah–adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya.
Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu.Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu–yang sering dianggap lebih mudah–adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Karena perkembangan zaman dan
pemakaian bahasa, makna suatu kata bisa mengalami pergeseran.Ada beberapa
kemungkinan pergeseran makna kata meluas dan menyempit, citranya menurun atau
naik, serta artinya berubah.Semua itu bisa dilihat dalam konteks kalimat dan
dibandingkan penggunaannya pada zaman dahulu dan sekarang.
Contoh:
1.
Kata sarjana, dahulu kala berate orang yang berpengetahuan
luas, terpelajar, berilmu, sekarang khusus lulusan S1 suatu universitas atau
perguruan tinggi.
2.
Kata bapak dan ibu pada mulanya berate orang tua yang
melahirkan kita, yang menjadi lantaran adanya kita, sekarang dipakai untuk
menunjukkan guru, dosen, pimpinan, pejabat, para senior.
3.
Kata laki-bini dulu dipakai untuk pengertian
suami-isteri sekarang citra kata itu dirasa kurang halus. Demikian juga kata
beranak, palacur, miskin, bodoh, gila. Sebagai gantinya digunakan kata
suami-istri, melahirkan/bersalin, wanita tuna susila/pekarja seks komersial,
kurang mampu, kurang pengetahuan, kurang waras.
4.
Kata ulama dulu berarti orang yang berilmu pengetahuan
secara luas dan umum, sekarang khususuntuk ahli agama.
Kata-kata yang mengalami
pergeseran makna yang lain misalnya kata cangih, tegar, transparan, bernyanyi,
aktor intelektual.
D. Contoh
Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
1.
Kalimat tidak efektif :
Anak-anak melempari batu ke dalam sungai
Kalimat
efektif : Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai
2.
Kalimat tidak efektif :
Guru menugaskan siswanya membuat karangan
Kalimat
efektif : Guru menugasi siswanya membuat karangan
3.
Kalimat tidak efektif :
Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
Kalimat
efektif : Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
Di antara ketiga anaknya terdapat
perbedaan sifat
4.
Kalimat tidak efektif : Kalau lulus ujian, maka saya akan
mengadakan syukuran
Kalimat
efektif : Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran
5.
Kalimat tidak efektif : Tugas para pekerja itu adalah
mengecat rumah, perbaikan saluran air dan pemasangan pagar
Kalimat
efektif : Tugas para pekerja itu adalh pengecatan rumah,
perbaikan saluran air dan pemasangan pagar
6.
Kalimat tidak efektif : Kegiatan hari ini adalah mengedit
karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah
Kalimat
efektif : Kegiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk
dan perbaikan kata-kata yang salah
7.
Kalimat tidak efektif :
Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita
Kalimat
efektif : Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita
Di yayasan itu dipelajari berbagai
keterampilan wanita
8.
Kalimat tidak efektif : Kita harus mengeyampingkan urusan
pribadi kita
Kalimat
efektif : Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita
9.
Kalimat tidak efektif :
Buku itu sudah dibaca oleh saya
Kalimat
efektif : Buku itu sudah saya baca
10.
Kalimat tidak efektif : Pada zaman dahulu kala, Kerajaan
Majapahit sangat berpengaruh
Kalimat
efektif : Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat
berpengaruh
Dahulu kala, Kerajaan Majapahit
sangat berpengaruh
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kalimat
adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; Dari
segi liuistik kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas
klausa (KBBI, 2002 : 494).
kalimat
efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat
efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah
dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1.
Kesepadanan
Yang
dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh
kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduam pikiran yang baik.
2.
Keparelan
Yang
dimaksud dengan keparelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan
seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan
verba, bentuk kedua juga menggunakan verba
3.
Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau
penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah
kalimat ad aide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat.
4.
Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan
dalamkalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan
kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mempunyai
arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.
5.
Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah
bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan
kata.
6.
Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah
kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.
PENYUSUNAN
KALIMAT EFEKTIF
1. Penggunaan Kata yang Mengalami Perubahan Makna
Macam-macam perubahan makna:
b.
Menyempit/spesialisasi
c.
Meluas/generalisasi
d.
Amelioratif
e.
Peyoratif
f.
Asosiasi
g.
Sinestesia
2.
Penggunaan Kata Serapan dari Bahasa Asing dan Daerah
B.
Saran
Untuk dapat membentuk kalimat
efektif yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan, penulis atau pembicaraan
dengan jelas kepada pembaca atau pendengar.
Maka penulis atau pembicara memberikan saran-saran sebagai berikut :
Maka penulis atau pembicara memberikan saran-saran sebagai berikut :
1.
Dalam kalimat efektif kita sebagai mahasiswa harus
memahami atau membedakan kalimat efektif yang baik dan intensif.
2.
Para mahasiswa atau dosen hendaknya lebih meningkatkan
mutu pengkajiannya dalam membentuk kalimat efektif.
3.
Kalimat efektif sangat penting untuk dipelajari oleh
setiap mahasiswa baik yang tampak melakukan kemampuan struktur atau unsur-unsur
penting dalam sebuah kalmat efektif
DAFTAR PUSTAKA
2.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/
4.
Rusyana,
Yus (1984) Bahasa & Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV
Diponegoro.
5.
Tasai, E. Z.
(2009). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Langganan:
Postingan (Atom)