Pages

Subscribe:

Jumat, 27 Desember 2013

Dietary Protein and Exercise Have Additive Effects on Body Composition during Weight Loss in Adult Women

Abstract
This study examined the interaction of 2 diets (high protein, reduced carbohydrates vs. low protein, high carbohydrates) with exercise on body composition and blood lipids in women (n = 48, ∼46 y old, BMI = 33 kg/m2) during weight loss. The study was a 4-mo weight loss trial using a 2 × 2 block design (Diet × Exercise). Diets were equal in total energy (7.1 MJ/d) and lipids (∼30% energy intake) but differed in protein content and the ratio of carbohydrate:protein at 1.6 g/(kg · d) and <1.5 (PRO group) vs. 0.8 g/(kg · d) and >3.5 (CHO group), respectively. Exercise comparisons were lifestyle activity (control) vs. a supervised exercise program (EX: 5 d/wk walking and 2 d/wk resistance training). Subjects in the PRO and PRO + EX groups lost more total weight and fat mass and tended to lose less lean mass (P = 0.10) than the CHO and CHO + EX groups. Exercise increased loss of body fat and preserved lean mass. The combined effects of diet and exercise were additive for improving body composition. Serum lipid profiles improved in all groups, but changes varied among diet treatments. Subjects in the CHO groups had larger reductions in total cholesterol and LDL cholesterol, whereas subjects in the PRO groups had greater reductions in triacylglycerol and maintained higher concentrations of HDL cholesterol. This study demonstrated that a diet with higher protein and reduced carbohydrates combined with exercise additively improved body composition during weight loss, whereas the effects on blood lipids differed between diet treatments. 

POLA PENGASUHAN GIZI DAN STATUS GIZI LANJUT USIA



Untuk lansia dengan status gizi baik, pola pengasuhan gizi yang baik mulai dari tahap perencanaan, dimana lansia sendiri yang kadang-kadang menentukan menu makanan yang
disediakan, lansia lebih memilih makan bersama dengan anggota keluarga yang lain di meja makan karena menyukai suasana kebersamaan dan kenyamanan, makanan yang sesuai dengan giziseimbang dan bervariasi baik dari segi pengolahan maupun jenis bahan makanan, dan tekstur makanan yang lebih lunak sehingga lansia mampu mengunyah dan mencerna makanan tersebut.
Sebaiknya lansia tidak hanya mendapatkan perhatian maupun dukungan dari keluarga saja, tapi dari masyarakat dan pemerintah juga. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mendapatkan dukungan tersebut, antara lain dapat dibentuk wadah tempat lansia bersosialisasi bersama per groupnya.


 Untuk melihat naskah aslinya..............................
download disini

Selasa, 03 Desember 2013



KATA PENGANTAR
     
Puji syukur kami haturkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Kalimat Efektif”  ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Buk Upit Yulianti DN, M.Pd  selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
      Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami  juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami  sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami  mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, Oktober  2013


Penyusun






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................................... 3
B.     Rumusan Masalah................................................................................................. 4
C.     Tujuan................................................................................................................... 4
D.    Manfaat................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kalimat Efektif................................................................................... 5
B.     Ciri-ciri Kalimat Efektif........................................................................................ 7
C.     Penyusunan Kalimat Efektif............................................................................... 11
D.    Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif........................................................ 14
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................................... 16
B.     Saran................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 19






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari kalimat efektif ?
2.      Apa ciri-ciri dari kalimat efektif ?
3.      Bagaimana penyusunan kalimat efektif ?
4.      Sebutkan contoh kalimat efektif dan tidak efektif !
C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari kalimat efektif.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri dari kalimat efektif.
3.      Untuk mengetahui cara penyusunan kalimat efektif.
4.      Untuk mengetahui contoh-contoh kalimat efektif dan tidak efektif.
D.    Manfaat
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Pembaca dapat mengetahui dan memahami pengertian dari kalimat efektif.
2.      Pembaca dapat mengetahui dan memahami cirri-ciri dari kalimat efektif.
3.      Pembaca dapat mengetahui dan memahami cara penyusunan kalimat efektif.
4.      Pembaca dapat mengetahui dan memahami contoh-contoh dari kalimat efektif.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat
Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; Dari segi liuistik kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa (KBBI, 2002 : 494).
Kalimat Efektif
Andayani menjelaskan pengertian kalimat efektif sebagai berikut :
a.       Adalah kalimat yang benar dan jelas dan dengan mudah dipahami orang lain
b.      Disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya
c.       Pembaca memahami apa yang disampaikan
d.      Kalimat yang tepat mewakili gagasan atau perasaan penyampai pesan dan sanggup memberikan gambaran yang sama tepatnya pada pembaca atau pendengar.
e.       Kalimat yang disusun dengan sadar dan sengaja untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik.
f.       Jenis kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang dimaksudkan di sini adalah kejelasan informasi”.
g.      “Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata mubazir, tetapi juga tidak kekurangan kata.
h.      Kalimat efektif menggunakan pengertian yang logis sejalan dengan nalar yang tepat” Sedangkan E. Kosasih menyatakan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat : (1) Secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya; (2) Menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya.

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:
1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3.Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Ciri-ciri Kalimat Efektif
Berikut adalah ciri-ciri kalimat efektif menurut pendapat beberapa ahli kebahasaan :
1.      Menurut Sabarti Akhadiah kalimat efektif harus memiliki :
A.    kesepadanan dan kesatuan
B.      kesejajaran bentuk
C.      Penekanan
D.     kehematan dalam mempergunakan kata
E.     kevariasian dalam struktur
2.      Gorys Keraf menyatakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut :
a.       kesatuan gagasan
b.       koherensi yang baik dan kompak
c.        Penekanan
d.       Variasi
e.        Paralelisme
f.       penalaran atau logika. Pada dasarnya, penalaran (logika) dapat menjadi bagian dari paralelisme makna.
3.      Menurut Parera ciri-cirinya adalah :
a.       kesepadanan dan kesatuan
b.       keparalelan atau paralisme
c.        Ketegasan
d.       Kehematan
e.       Kevariasian
4.       Martaya Menyatakan ciri-ciri kalimat efektif lebih banyak dari pendapat yang lain, yaitu:
a.       mengandung kesatuan gagasan
b.       mewujudkan koherensi yang baik dan kompak
c.        memperhatikan paralelisme
d.       merupakan komunikasi yang berharkat
e.        diwarnai kehematan
f.        ejaan yang disempurnakan
g.       didukung variasi
h.      didasarkan pada pilihan kata yang baik

B.     Ciri-ciri kalimat efektif:
a.      Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduam pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa cirri, seperti tercantum di bawah ini :
1.      Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebaginya di depan subjek.

Contoh :
A.    Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
B.     Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
2.      Tidak terdapat subjek ganda.
Contoh :
A.    Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen
B.     Soal itu bagi saya kurang jelas
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
A.    Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
B.     Soal itu bagi saya kurang jelas.
3.      Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh :
A.    Kami dating agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
B.     Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kaliamt majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antar kalimat, sebagai berikut :
A.    Kami datang agak terlambat sehingga kami tdak dapat mengikuti acara pertama.
Atau
Kami dating agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
B.     Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
4.      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Contoh :
A.    Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu
B.     Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Ganting
Perbaikannya adalah sebagai berikut :
A.    Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu
B.     Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting

b.      Keparelan
Yang dimaksud dengan keparelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh :
a.       Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
b.      Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yakni dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian,dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai berikut :
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
c.       Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ad aide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
1.      Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh :
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanan ialah Presiden mengharapkan.
2.      Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetap berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar
3.      Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh :
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4.      Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh :
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5.      Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh :
Saudaralah yang harus bertanggung jawab.
d.      Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalamkalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa criteria yang perlu diperhatikan :
1.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh :
Karena ia tidak diundang, ia tidak dating ke tempat itu. (salah)
Karena tidak diundang, dia tidak datang ketempat itu (benar)
2.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superodinat pada hipomini kata.
Kata merah sudah mencangkupi kata warna
Kata pipit sudah mencakupi kata burung
Perhatikan :
Ia memakai baju warna merah
Di mana engkau menangkap burung pipit itu ?
3.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata hanya bersinonim dengan kata saja.
Dia hanya membawa badannya saja (salah)
Dia hanya membawa badannya (benar)
4.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
e.       Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat tersebut memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi.
f.       Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
C. PENYUSUNAN KALIMAT EFEKTIF
A. Penggunaan Kata yang Mengalami Perubahan Makna
Penggunaan kata yang mengalami perubahan makna dalam perkembangan penggunaannya,kata sering mengalami perubahan makna. Perubahan tersebut sering terjadi karena pergeseran konotasi,rentang masa penggunaan,jarak dan lain-lain. Namun yang jelas,perubahan-perubahan tersebut ada bermacam-macam yaitu:menyempit,meluas,ameliorative,peyoratif,dan asosiasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan dibawah ini :



Macam-macam perubahan makna:
a.       Menyempit/spesialisasi
Kata yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata yang pada awalnya penggunaannya bias dipakai untuk berbagai hal umum,tetapi penggunaannya saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja.
Contoh:
Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas atau umum,sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni.Begitu pula kata sarjana(dulu orang yang pandai,berilmu tinggi,sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”).
b. Meluas/generalisasi
Penggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit.
Contoh:
Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah,tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas.
Penggunaan pengertian petani ikan,petani tambak,petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.
c. Amelioratif
Pada awalnnya,kata ini memiliki makna kurang baik,kurang positif,dan tidak menguntungkan.
Contoh:
Wanita,pramunikmat,dan warakawuri merupakan kata-kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
d. Peyoratif
Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal pemakaiannya.
Contoh:
Kawin,gerombolan,oknum,dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.
e. Asosiasi
Yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata-kata dengan makna-makna yang muncul karena persamaan sifat.Sering kita mendengar kalimat “hati-hati dengan tukang catut itu”. Tukang catut dalam kalimat diatas tergolong kata-kata dengan makna asosiatif,begitu pula dengan kata kacamata dalam:menurut kacamata saya,perbuatan anda tidak benar.
f. Sinestesia
Perubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera,misalnya dari indera pengecap keindera penglihatan.
Contoh:
Gadis itu berwajah manis,kata manis mengandung makna enak,biasanya dirasakan oleh alat pegecap,berubah menjadi bagus,dirasakan oleh indera penglihatan.Demikian juga kata panas,kasar,sejuk,dan sebagainya.
B. Penggunaan Kata Serapan dari Bahasa Asing dan Daerah
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan untuk memperkaya kosa kata.
Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya.
Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu.Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu–yang sering dianggap lebih mudah–adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Karena perkembangan zaman dan pemakaian bahasa, makna suatu kata bisa mengalami pergeseran.Ada beberapa kemungkinan pergeseran makna kata meluas dan menyempit, citranya menurun atau naik, serta artinya berubah.Semua itu bisa dilihat dalam konteks kalimat dan dibandingkan penggunaannya pada zaman dahulu dan sekarang.
Contoh:
1.      Kata sarjana, dahulu kala berate orang yang berpengetahuan luas, terpelajar, berilmu, sekarang khusus lulusan S1 suatu universitas atau perguruan tinggi.
2.      Kata bapak dan ibu pada mulanya berate orang tua yang melahirkan kita, yang menjadi lantaran adanya kita, sekarang dipakai untuk menunjukkan guru, dosen, pimpinan, pejabat, para senior.
3.      Kata laki-bini dulu dipakai untuk pengertian suami-isteri sekarang citra kata itu dirasa kurang halus. Demikian juga kata beranak, palacur, miskin, bodoh, gila. Sebagai gantinya digunakan kata suami-istri, melahirkan/bersalin, wanita tuna susila/pekarja seks komersial, kurang mampu, kurang pengetahuan, kurang waras.
4.      Kata ulama dulu berarti orang yang berilmu pengetahuan secara luas dan umum, sekarang khususuntuk ahli agama.
Kata-kata yang mengalami pergeseran makna yang lain misalnya kata cangih, tegar, transparan, bernyanyi, aktor intelektual.
D. Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
1.      Kalimat tidak efektif              : Anak-anak melempari batu ke dalam sungai
Kalimat efektif                        : Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai
2.      Kalimat tidak efektif              : Guru menugaskan siswanya membuat karangan
Kalimat efektif                        : Guru menugasi siswanya membuat karangan

3.      Kalimat tidak efektif              : Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
Kalimat efektif                        : Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
                                                Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat

4.      Kalimat tidak efektif              : Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran
Kalimat efektif                        : Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran
5.      Kalimat tidak efektif              : Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air dan pemasangan pagar
Kalimat efektif                        : Tugas para pekerja itu adalh pengecatan rumah, perbaikan saluran air dan pemasangan pagar
6.      Kalimat tidak efektif              : Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah
Kalimat efektif                        : Kegiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah
7.      Kalimat tidak efektif              : Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita
Kalimat efektif                        : Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita
                                                Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita
8.      Kalimat tidak efektif              : Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita
Kalimat efektif                        : Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita
9.      Kalimat tidak efektif                          : Buku itu sudah dibaca oleh saya
Kalimat efektif                        : Buku itu sudah saya baca
10.  Kalimat tidak efektif              : Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh
Kalimat efektif                        : Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh
                                                Dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; Dari segi liuistik kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa (KBBI, 2002 : 494).
kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1.      Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduam pikiran yang baik.
2.      Keparelan
Yang dimaksud dengan keparelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba
3.      Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ad aide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
4.      Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalamkalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
5.      Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
6.      Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
PENYUSUNAN KALIMAT EFEKTIF
1.       Penggunaan Kata yang Mengalami Perubahan Makna
Macam-macam perubahan makna:
b.      Menyempit/spesialisasi
c.       Meluas/generalisasi
d.      Amelioratif
e.       Peyoratif
f.       Asosiasi
g.       Sinestesia
2.      Penggunaan Kata Serapan dari Bahasa Asing dan Daerah




B.     Saran
Untuk dapat membentuk kalimat efektif yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan, penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar.
Maka penulis atau pembicara memberikan saran-saran sebagai berikut :
1.      Dalam kalimat efektif kita sebagai mahasiswa harus memahami atau membedakan kalimat efektif yang baik dan intensif.
2.      Para mahasiswa atau dosen hendaknya lebih meningkatkan mutu pengkajiannya dalam membentuk kalimat efektif.
3.      Kalimat efektif sangat penting untuk dipelajari oleh setiap mahasiswa baik yang tampak melakukan kemampuan struktur atau unsur-unsur penting dalam sebuah kalmat efektif













DAFTAR PUSTAKA
4.      Rusyana, Yus (1984) Bahasa & Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV Diponegoro.
5.      Tasai, E. Z. (2009). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.